Ilustrasi foto via https://instagram.com/tamarableszynskiofficial |
Adakalanya kita butuh rasa cuek untuk sekedar memastikan bahwa hidup kita sehat. Maksudnya sehat adalah bebas dari segala pikiran menganggu akibat mendengar atau melihat orang lain yang terkesan berbeda dengan diri kita. Perbedaan itu nyata, namun belum tentu mampu kita terima. Terkadang rasa cuek bukan berarti kita tidak menghormati orang lain. Semata-mata cuek ini menjadi tameng untuk kita bisa hidup dengan kuat. Menunjukkan bahwa kita mampu berpijak diatas kaki, tanpa perlu takut tersapu badai dari perkataan orang lain.
Memang hidup kita ini identik dengan sosialisasi bersama orang lain. Katanya manusia itu makhluk sosial, jadi memang perlu untuk berbaur dengan orang lain. Masalahnya, tidak semua orang mampu memahami bahwa tiap individu punya garis batas yang tidak bisa ditembus. Semua menganggap bahwa hal normal untuk sekedar mencampuri urusan orang lain. Jika kalian bisa untuk menganggap bahwa itu angin lalu saja, selamat bahwa anda bisa untuk mengontrol diri sendiri. Lain halnya dengan orang lain yang bisa menerima perkataan tersebut dan memikirkannya. Seolah-olah akan menjadi benar, padahal tidak demikian. Jika sudah begitu hanya menimbulkan beban pikiran yang menyebabkan stres.
Rasa cuek atau identik dengan “bodo amat” menjadi salah satu garis pertama yang bisa dilakukan. Karena kita menyadari bahwa belum tentu apa yang dikatakan orang lain itu benar. Jadi, daripada kita bersusah payah memikirkan segala kemungkinan tersebut, lebih baik fokus untuk melakukan hal yang memang benar adanya. Karena semua yang diucapkan orang lain hanya menjadi batu sandungan untuk menghalagi kita. Semua akan masuk dalam pikiran dan membuat kita memikirkannya. Padahal yang tahu tentang kemampuan diri kita adalah diri sendiri. Sebaiknya omongan orang memang di dengarkan untuk menjadi pertimbangan jika dirasa benar. Tidak perlu dipikirkan dengan terlalu berat, karena hanya menambah rasa stres dalam hidup.
Percayalah bahwa diri kita memang sudah hebat adanya. Diri kita mampu menjalani dengan dua kaki sendiri secara mantap. Diri kita mampu untuk mengatasi hal tersulit dalam hidup. Semoga apa yang disampaikan orang lain tidak membebani diri sendiri untuk berkarya. Sebab, diri kita mampu untuk berkarya dan berkembang. Diri kita mampu untuk berjuang. Terpenting adalah diri kita mampu untuk melakukan apa yang memang seharusnya perlu dilakukan. Jika bisa mengontrol pikiran dari perkataan orang lain, tentu diri kita akan menerima segala hal yang ada. Sebab, memang begitu adanya dan tanpa kebohongan.