Meski ibu merasa memiliki ibu mertua dengan satu atau lebih dari 7 ciri di atas, tetap saja ibu berada di posisi yang lebih inferior. Ibu bisa merasa sakit hati jika terus-menerus dicap sebagai menantu yang tidak becus, apalagi hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama hingga bertahun-tahun. Wajar jika ibu merasa sedih, tapi jangan khawatir karena ibu bukan satu-satunya menantu yang memiliki ibu mertua toxic.
Berdamai dengan ibu mertua setelah kondisi yang runyam terlalu lama memang lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Terlebih jika ibu mertua tidak peduli dengan kondisi rumah tangga ibu dan suami serta menolak untuk kompromi serta mencari jalan tengah bersama-sama.
Oleh karena itu, ada baiknya ibu mempertimbangkan 10 tips dasar berikut dalam menghadapi ibu mertua yang menyebalkan tersebut.
1. Kerja sama dengan suami
Ini kunci pertama dan utama dalam menghadapi ibu mertua yang kurang kooperatif terhadap rumah tangga ibu. Pastikan suami ibu mendukung setiap langkah yang ibu ambil dalam menghadapi 'tantangan' dari ibu mertua sehingga setiap masalah bisa diselesaikan secara bersama-sama.
Meskipun demikian, jangan pernah mengadu domba antara suami dan ibu mertua ya. Biar bagaimanapun, ibu mertua merupakan orang tua dari suami yang harus dihormati, bahkan ibu seharusnya mendukung hubungan harmonis tercipta antara ibu mertua dengan suami.
2. Tetapkan batasan
Dengan pertimbangan yang dipikirkan bersama dengan suami, ada baiknya ibu menetapkan batasan boleh dan tidak boleh yang berlaku untuk keluarga ibu sendiri. Ibu juga harus menetapkan batasan soal urusan apa yang boleh dan tidak boleh dicampuri oleh ibu mertua.
Misalnya, ibu merasa tidak masalah jika anak mengonsumsi es krim asalkan makan utamanya juga tidak terganggu. Atau sebaliknya, ibu tidak memperbolehkan anak menonton televisi di malam hari, sedangkan ibu mertua alias nenek dari anak ibu memiliki pandangan yang berbeda.
Komunikasikan tentang nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga ibu ini kepada mertua, bahkan orang tua ibu sendiri. Yakinkan mereka bahwa aturan itu dibuat sesuai kesepakatan dengan suami demi kebaikan anak. Jika perlu, minta suami untuk menjelaskan kepada ibu mertua mengenai batasan-batasan tersebut.
3. Konsisten dalam menerapkan batasan
Jangan takut untuk bersikap tegas dalam penerapan batasan-batasan yang telah ibu tetapkan. Misalnya, ketika ibu mertua memberi waktu menonton televisi atau telepon genggam di malam hari, ibu berhak menginterupsi dan meminta anak untuk pergi tidur atau melakukan kegiatan lain di luar screen time.
Jika masih mungkin, lakukan interupsi ini dengan cara yang halus. Tetapi bila kejadian itu terus berulang, ada baiknya ibu bersikap tegas agar ibu mertua dan anak disiplin dalam menegakkan aturan yang berlaku di dalam rumah tangga ibu sendiri.
4. Komunikasi langsung
Sebisa mungkin, hindari komunikasi dengan ibu mertua melalui pihak ketiga, termasuk suami. Jika ibu merasa sakit hati atau tersinggung dengan perkataan maupun perbuatan mertua, ibu bisa langsung mengutarakannya untuk menghindari terjadinya salah paham, bahkan dendam yang berlarut-larut. Tips ini berguna terutama dalam pernikahan yang berbeda kultur maupun strata sosial.
5. Jadi diri sendiri
Salah satu faktor penyebab ibu mertua tidak suka dengan menantunya biasanya ialah si menantu tidak sesuai dengan ekspektasinya. Contoh sederhana ialah ibu mertua ingin menantu yang bisa masak, tapi ibu merupakan tipe perempuan yang lebih suka bekerja di luar rumah sehingga tidak memiliki waktu untuk berkutat di dapur.
Tidak ada yang salah dengan hal itu dan ibu pun tidak perlu mengubah jati diri. Selama suami mendukung, ibu berhak untuk selalu menjadi diri sendiri.
6. Menerima perbedaan
Sebaliknya, tidak semua ibu mertua senang memiliki menantu yang punya karier cemerlang. Atau tidak semua bapak mertua memaklumi bahwa ibu tidak punya bakat memasak. Terima perbedaan itu dan tidak usah berharap mereka bisa mengubah pola pikir.
7. Menahan diri
Seburuk-buruknya ayah dan ibu mertua, mereka tetaplah orang tua yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik. Ibu sebaiknya menjadi pihak yang menahan diri setiap kali menerima ejekan, kritik, ataupun pandangan miring mengenai cara ibu mengurus keluarga.
Sering kali, tindakan terbaik untuk 'melawan' ayah atau ibu mertua yang keras kepala adalah tidak melakukan apa-apa alias diam saja, atau paksakan senyum mengembang meski harus dibarengi dengan menghela napas panjang. Ini juga penting dilakukan untuk menghindari pertengkaran hebat antara mertua dan menantu, apalagi sampai terdengar ke kuping tetangga.
Bagaimana cara untuk tetap tenang di tengah gempuran kritik ibu mertua? Cobalah meditasi.
8. Berpikir dewasa
Ibu mungkin mendapat kasih sayang dari orang tua, tapi tidak dari mertua. Kenapa ya?
Well, ketimbang pusing memikirkan cara untuk menjadi menantu idaman mertua, ada baiknya ibu mengalah dengan keadaan. Berpikirlah dewasa dengan membuat beberapa pengecualian ketika bertemu dengan ayah dan ibu mertua.
Misalnya, ibu tidak punya waktu untuk membereskan rumah yang selalu berantakan karena waktu ibu selalu habis tersita demi mengurus buah hati. Tetapi, ibu bisa sesekali membereskan rumah ketika ayah dan ibu mertua datang berkunjung. Ini juga bisa dilihat sebagai salah satu bentuk menghargai tamu yang datang ke rumah, apalagi bila ibu mertua datang dari luar kota atau bahkan luar negeri.
9. Tanggapi dengan humor
Semua kekakuan dalam hubungan mertua dan menantu akan mencair jika terus disiram humor. Anggapan itu mungkin ada benarnya juga dan tidak ada salahnya diterapkan ketika ibu mendapat kritikan dari ibu mertua.
Misalnya, ketika ibu dalam masa menyusui eksklusif bayi, ibu tetap suka meminum minuman dingin. Tak jarang, ibu mertua beranggapan bahwa minum dingin akan membuar air susu ibu (ASI) ikut dingin sehingga rentan menyebabkan bayi terserang pilek atau batuk influenza.
Padahal, minum es tidak akan membuat ASI menjadi dingin ya, Bu. ASI yang dikonsumsi bayi tetap akan hangat pada suhu 37 hingga 38 derajat celsius dan tidak terpengaruh dengan apa yang ibu konsumsi.
Tetapi, ada baiknya ibu menjawab nasehat itu dengan sedikit becanda, seperti "nggak apa-apa saya minum es, kan di payudara saya ada penghangat susunya jadi si bayi tetap bisa minum ASI hangat."
10. Jangan buat keributan di depan umum
Ingatlah, apapun yang terjadi, tidak peduli seberapa menyebalkannya ibu mertua, ibu harus tetap tenang ketika berada di keramaian. Tidak baik berdebat dengan orang tua di depan publik, sekalipun ibu merasa berada di sisi yang benar karena itu hanya akan membuat ibu terlihat seperti menantu yang tidak pernah diajari sopan-santun oleh orang tua.