Canang Segitiga Dari Daun Tak Layak Dihaturkan, Apa Benar?

Canang Segitiga Dari Daun Tak Layak Dihaturkan, Apa Benar?

Di kutip dari postingan Cakepane.com tentang Canang Segitiga Tak Layak di Haturkan  dari postingan tersebut banyak dapat komentar negatif dari Semeton terutama member Prempuan Bali yang Mana memang kebanyakan Semeton Kita terutama di Daerah Denpasar mempersembahkan canang Segitiga dari daun tersebut.

Dari sebagian banyak komentar yang saya lihat, mereka mengatakan apapun yang di persembahkan yang penting tulus dan ikhlas' saya setuju, disitu.

Ida Ratu Pandita MPU Jaya Acharya Nanda

Kutipan dari postingan tersebut, seperti seseorang yang bertanya kepada Ida Ratu Pandita MPU Jaya Acharya Nanda, yang bertanya tentang apakah canang dari daun pisang patut dipersembahkan atau tidak? dan Beliau pun menjawab seperti ini, Kita lihat dari bentuk cabangnya seperti segitiga atau tangkih, maka dari konsep Siwa Sidanta itu, Tidak Layak Dihaturkan Ke Atas" jelas Ida.

Dan Ida pun menjelaskan, karena dalam konsep Siwa Sidanta, segitiga adalah simbol dunia material, segi empat adalah simbol kejiwaan. Untuk ke leluhur sebisa mungkin mempersembahkan canang segi empat, dan kalau bisa gunakan yang lingkaran, jelas Ida.

Dari penjelasan ini saya ingin mencari lebih lanjut dan membaca hampir semua buku dan mencari di google tentang jenis-jenis canang, seperti di bawah ini;

Canang digunakan untuk melengkapi upakara bebantenan. Ada beberapa jenis canang sesuai dengan fungsinya. Selengkapnya, berikut jenis-jenis canang :

1.   Canang Sari
Biasanya digunakan untuk sehari-hari termasuk juga saat hari raya seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan juga hari-hari lainnya. Canang Sari digunakan untuk melengkapi upakara besar maupun kecil.

2.   Canang Genten

Alasnya memakai ituk-ituk, ceper atau taledan, di atasnya berisi plawa, porosan, uras sari, bunga, rampe, boreh miyik. Canang genten digunakan pada upakara bebantenan tempatnya pada ajuman.

3.   Canang Burat Wangi Lenga Wangi

Alasnya memakai ceper atau taledan, di atasnya berisi dua buah tangkih atau celemik, masing-masing diisi burat wangi dan lenga wangi dilengkapi plawa, porosan, uras sari, bunga, rampe dan boreh miyik.

4.   Canang Pabersihan

Alasnya memakai ceper atau taledan maplekir di dalamnya berisi 7 (tujuh) buah tangkih atau celemik, masing-masing diisi: ambuh yaitu bahan keramas berupa daun pucuk diiris atau kelapa diparut;
Sisig yaitu jajan begina dibakar hingga gosong; Tepung beras putih atau kuning; Asem diambilkan dari seiris buah-buahan masam; Tepung tawar (dibuat dari tepung dicampur kunir, daun dadap ditumbuk); Minyak rambut atau minyak wangi; Wija/bija dibuat dari beras dicuci air cendana. Di atasnya dilengkapi sebuah canang Payasan, sejenis canang Genten yang uras sarinya dibuat lebih khusus.

5.   Canang Gantal

Pada dasarnya sama seperti canang Genten, hanya pada porosannya diganti dengan lekesan, ada memakai 5,7,9,11 dengan digulung masing-masing kemudian ditusuk diikat dengan tali porosan. Digunakan pada semua upacara (Panca Yadnya).

6.   Canang Brekat

Alasnya memakai Ceper maplekir atau Tamas, di dalamnya masing-masing sarananya dialasi 4 buah celemik ditempatkan pada empat arah, yaitu: daun Selasih miyik, beringin, ancak, blangsah pinang; tampelan, lekesan, base melelet, tubungan; bahan-bahan pasucian, ambuh, sisig, asem, boreh miyik, minyak wangi, bija/beras kuning, tepung tawar; tadah sukla (pisang, ubi, keladi digoreng), beras putih, beras kuning, kencur diiris, nyanyah gringsing, ampo, dedes, kacang komak digoreng, kacang putih digoreng, pisang emas, kekiping; Diatas semuanya itu, diletakkan sebuah uras sari yang bentuknya bundar agak besar berisiplawa, porosan, bunga dan rampe.

7.   Canang Saji

Digunakan pada upakara bebantenan (Panca Yadnya) diletakkan pada banten soda.

8.   Canang Pamendak

Digunakan pada upacara Dewa Yadnya, ketika mendak Ida Bhatara.

9.   Canang Tajuh

Digunakan pada banten Penyolasan

10. Canang Yasa

Canang yasa digunakan ketika membangun palinggih-palinggih di pura maupun merajan. Serta upacara Dewa Yadnya di pura/merajan.

11. Canang Pengraos

Digunakan pada pesamuan-pesamuan atau upacara pawiwahan.

12. Canang Saraswati

Digunakan pada upacara Dewa Yadnya dan Rahina Saraswati.

13. Canang Rebong

Digunakan untuk melengkapi sesajen-sesajen, juga upacara-upacara besar seperti melis/melasti.

14. Canang Oyodan

Canang ini juga digunakan pada saat menghaturkan upacara-upacara besar.

Itu semua jenis canang sayang saya dapat jelaskan, dan untuk makna canang yang layak seperti di foto dibawah ini;










Simbol dan makna beserta tujuannya sudah sangat jelas, semoga bermanfaat.