Mengunjungi Kampung Buleleng, Tempat Berkumpulnya Budaya Bali Utara

Kekayaan Budaya Bali menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau berjuluk Pulau Dewata ini. Masing-masing daerah di Pulau Dewata memiliki kekhasan dan budaya yang menggugah minat wisatawan untuk menyaksikan berbagai atraksi budaya setempat. Termasuk Kampung Buleleng salah satunya.

Kampung Buleleng menjadi salah satu pusat Budaya di Bali Utara. Buleleng merupakan Kabupaten di Bali yang selain terkenal karena budayanya, namun dikenal juga sebagai kota pendidikan.

Sebagai kota pendidikan, tentunya Buleleng dan Kampung Buleleng memberikan didikan kepada warganya untuk tetap melestarikan budaya warisan leluhur. Selain untuk lestari, budaya yang terpelihara dapat dijadikan magnet untuk menarik wisatawan yang tentunya akan berefek positif pada ekonomi masyarakat.

kampung buleleng bali

Tradisi dan Budaya di Kampung Buleleng yang Masih Lestari Hingga Kini

Tradisi atau upacara adat berisi serangkaian kegiatan yang memiliki arti bagi kehidupan dan merupakan bentuk bakti pada sang pemilik alam. Masyarakat di Kampung Buleleng Bali hingga kini masih melestarikan tradisi dan budaya tersebut.

Berikut tradisi dan budaya khas Buleleng beserta daerah asalnya:

Tradisi Sampi Gerumbungan

Masyarakat Buleleng memiliki tradisi yang lebih condong pada pagelaran seni dan olahraga yang ditampilkan oleh sepasang sapi. Tradisi ini adalah Sampi Gerumbungan.

Sapi Gerumbungan merupakan pagelaran tahunan, hampir di setiap daerah di Buleleng menyelenggarakannya.

Tradisi Sapi Gerumbungan ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Dalam pelaksanaannya, sapi yang mengikuti pagelaran ini merupakan sapi pilihan, yakni sapi jantan pembajak sawah terbaik. Warga Buleleng meyakini bahwa sapi dengan kualitas terbaik akan menghasilkan panen yang melimpah.

Sebelum sapi siap diikutsertakan dalam tradisi Sampi Gerumbungan, maka akan diadakan ritual terlebih dahulu. Salah satu ritualnya adalah diberikan air suci.

Jika Anda tertarik untuk menyaksikan Sampi Gerumbungan, silahkan kunjungi lapangan desa Kaliasem yang tidak jauh dari pantai Lovina. Selain di Kaliasem pagelaran ini dapat dinikmati di Desa Bebetin maupun desa-desa di Buleleng lainnya. Pada perayaan 17an biasanya permainan ini kerap dimainkan.

Tradisi Megoak-goakan

Masyarakat Desa Panji di Buleleng masih mempertahankan tradisi unik Megoak-goakan. Tradisi ini digelar setiap tahun untuk menghormati Ki Barak Panji Sakti, salah satu raja Buleleng di tahun 1660-an.

Tujuan dari tradisi Megoak-goakan adalah untuk menjaga hubungan harmonis antar masyarakat.

Tradisi ini berupa permainan dan terdiri dari dua kelompok yang beranggotakan sekitar 20 orang, dengan satu orang pemimpin yang disebut goak. Goak berdiri di barisan terdepan dan bertugas menangkap ekor tim lawan.

Siapapun bisa mengikuti permainan ini, inti dari Megoak-goakan adalah mengajarkan kerjasama.

Permainan yang masuk dalam kategori warisan budaya tak benda ini menjadi rangkaian ritual perayaan Nyepi di Desa Panji, Buleleng. Jika Anda penasaran dengan tradisi unik ini, silahkan berkunjung ke Desa Panji di minggu-mingu hari Raya Nyepi.

Tradisi Ngusaba Bukakak

Selain dari wisata, masyarakat Kampung Buleleng memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tidak heran jika tradisi terkait upacara panen menjadi bagian dari Buleleng.

Salah satunya adalah Ngusaba Bukakak yang desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng. Tradisi ini merupakan wujud rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah.

Tradisi Gebug Ende

Gebug Ende merupakan ritual memanggil hujan pada saat musim kemarau atau setelah panen. Tradisi yang berupa permainan rakyat ini menggambarkan peperangan. Dua kelompok saling menyerang menggunakan rotan, untuk bertahan para pemain dibekali perisai berupa Ende atau perisai kulit.

Jika Anda tertarik dengan permainan ini, Anda bisa mengagendakan perjalanan ke Desa Patas. Selain atraksi permainan Anda pun bisa menikmati hasil pertanian masyarakat Patas.

Desa ini terkenal dengan hasil taninya, umumnya mereka menanam ketela, jagung, kacang, dan lain-lain. Pada musim kemarau, masyarakat Patas melakukan Gebug Ende untuk memohon turunnya hujan dan keberhasilan panen.

Penutup

Demikian artikel seputar Kampung Buleleng yang masih memelihara tradisi unik. Tradisi tersebut hanya dapat dinikmati pada momen-momen tertentu. Untuk lebih jelasnya akan sangat bagus jika Anda langsung berkunjung ke sini.

Posting Komentar